Berawal dari para mantan karyawan PT Coklat Ransiki (Cokran) yang kehilangan pekerjaan disebabkan karena perusahaan itu pailit pada 2006. Sehingga mereka, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan ingin kebun kakao ini dikelola kembali dan akhirnya dibuatlah entitas pengelolaan berbentuk koperasi.
Selama ini, masyarakat sekitar mengelola dan menjual kakao secara mandiri. Dengan adanya koperasi ini, diharapkan mereka dapat bertumbuh bersama. Kakao disini pun masih diproduksi secara organik sehingga memiliki citarasa yang khas.
Koperasi membeli sekitar 45 ton coklat dari petani setiap bulan. Harganya kini sekitar Rp 23 ribu per kilogram. Oleh koperasi, cokelat itu difermentasi dan dijual kepada produsen coklat olahan yang berminat.
Dalam mendukung pengembangan kakao di Manokwari Selatan, pada 2020 Pemerintah akan melakukan kegiatan perluasan kakao seluas 200 Ha di Kab. Manokwari Selatan melalui APBD Papua Barat seluas 100 Ha dan APBN 100 Ha. Perluasan ini direncanakan akan ditambahkan lagi melalui APBD Papua Barat tahun 2020 seluas 200 Ha sehingga total keseluruhan luas lahan menjadi 400 Ha.
Biji Kakao Trading Ltd menjadi salah satu penyalur kakao dari koperasi ini. Mereka mengumpulkan kakao berkualitas dari daerah-daerah di Tanah Air ke produsen-produsen coklat siap konsumsi di banyak negara. Melalui perusahaan ini, biji coklat produksi koperasi sudah berkelana ke pembuat cokelat di Swiss dan Perancis, meskipun koperasi baru berusia 5 tahun.
Pada 2023, koperasi mendapat kunjungan dari Dubes Norwegia. Melalui kunjungan ini diharapkan koperasi bisa langsung mengekspor coklat kesana. Selain itu, mereka juga mendapatkan dukungan dalam pengembangan coklat ini.